moengchan
"Sharing the beauty of Digital World"
Selasa, 15 November 2016
Konsep "The World Is Flat" oleh Thomas L. Friedman
Teori "Technological Determinism" oleh Marshall McLuhan
Technological Determinisme
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah materi, yaitu teori "Technological Determinism" yang dikemukakan oleh Marshall McLuhan pada tahun 1962 yang kemudian dimuat dalam buku yang dikarang oleh Little John pada tahun 1996. Sebelum saya menjelaskan secara detail tentang apa itu Tecnological Determinism, pertama-tama akan saya jabarkan dahulu apa itu teknologi dan apa itu determinisme. Teknologi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, serta dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Sementara determinisme sendiri berarti paham yang menganggap bahwa setiap kejadian yang dilakukan sengaja atau tidak sengaja oleh manusia akan membawa dampak pada perilaku dan pola pikir manusia itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa Technological Determinism berarti setiap perilaku atau pola pikir manusia dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Teknologi memang berdampak besar pada perubahan pola pikir manusia, terutama terhadap gaya hidup. Manusia di era modern ini khususnya yang tinggal di perkotaan, sangat bergantung kepada teknologi sebagai penunjang hidup yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan dalam bidang komunikasi, orang di zaman sekarang sudah sangat mudah untuk melakukan komunikasi dengan orang lain yang berada di tempat yang jauh, mereka tak harus bertemu satu sama lain untuk berkomunikasi satu sama lain, karena sudah ada sosial media dan media Internet yang memfasilitasi.
Marshall McLuhan membagi perkembangan teknologi komunikasi menjadi 4 periode, yaitu :
1. Tribal Age (era purba/suku)
Di era ini, pendengaran menjadi hal yang sangat penting karena orang-orang di era ini kurang mengandalkan visual/penglihatan, sehingga komunikasi di era ini kurang efektif dan seringkali terjadi kesalahan mendengar antar pelaku komunikasi sehingga banyak timbul dongeng, cerita rakyat, dan mitos yang bertebaran akibat hanya mengandalkan pendengaran sesaat saja.
2. Literage Age (era tulisan)
Pada era tulisan, pendengaran sudah tergantikan oleh penglihatan sehingga orang-orang di zaman ini sudah mengenal huruf dan dapat membaca alfabet. Cara berkomunikasi juga lebih kearah tulisan dan pada zaman ini juga alfabet menjadi bahan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu matematika, filosofi maupun sains.
3. Print Age (era cetak)
Sejak ditemukannya alfabet serta tulisan, menjadikan komunikasi semakin mudah untuk disebarluaskan, ditambah dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1950-an yang kemudian memunculkan industri cetak di berbagai negara. Hal ini berdampak besar bagi dunia, karena berbagai peristiwa yang terjadi dapat dilihat di koran cetak dan berbagai surat kabar lainnya. Serta di zaman ini, banyak penulis buku yang memanfaatkan percetakan guna merilis sebuah buku, tentunya menjadi lebih efektif dan lebih efisien.
4. Electronic Age (era elektronik)
Electronic Age merupakan sebuah zaman dimana teknologi sudah berkembang dengan pesat, dimulai setelah era cetak hingga sekarang dan masa yang akan datang. Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell menjadi cikal bakal kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Setelah itu mulai muncul berbagai penemuan lainnya seperti TV, Telepon selular, komputer, dan kemudian hadirlah Internet. Internet berdampak besar terhadap kemajuan teknologi komunikasi, meski begitu tetap ada sisi negatif dari Internet sendiri. Namun, kemajuan teknologi tak akan berhenti begitu saja setelah ini, inovasi baru akan terus bermunculan di era ini hingga akhir dunia nanti.
Sekian dari saya kali ini tentang "Technological Determinism" yang dicetuskan oleh Marshall McLihan. Semoga bermanfaat :)
#DIGICOMM
#UMB
Sekian dari saya kali ini tentang "Technological Determinism" yang dicetuskan oleh Marshall McLihan. Semoga bermanfaat :)
#DIGICOMM
#UMB
Selasa, 08 November 2016
Komunitas Digital : Sosial Media hingga Forum dunia maya
Komunitas Digital
Di postingan sebelumnya, saya sudah membahas mengenai digital communitacion, yang secara garis besar merupakan dampak dari kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan teknologi. Di pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai komunitas berbasis digital, pertama-tama kita harus tahu apa itu komunitas kemudian dilanjutkan ke komunitas digital.
Definisi umum dari komunitas
Secara umum komunitas terbentuk karena adanya 2 orang atau lebih yang memiliki tujuan, pemikiran, hobi, atau pun kepentingan yang sama. Pada dasarnya dalam sebuah komunitas anggotanya melakukan hal yang berhubungan dengan kepentingan komunitas tersebut secara bersama-sama, oleh karena itu faktor geografis sangat mempengaruhi terbentuknya suatu kelompok. Selain faktor geografis ada juga faktor lain seperti latar belakang, pekerjaan, kekerabatan, agama, ras, golongan, dll.
Faktor penting dalam sebuah komunitas
1. Tujuan
Dibalik terbentuknya suatu komunitas pasti terdapat suatu tujuan yang ingin dicapai bersama oleh para anggotanya, baik itu dalam hal akademis, non-akademis, hobi, kepentingan, maupun hal yang bersifat sementara seperti kelompok antar mahasiswa/i yang diberikan tugas presentasi oleh dosen mereka. Dengan adanya tujuan ini, anggota kelompok akan lebih terarah dalam menentukan nasib komunitasnya.
2. Interaksi
Dalam sebuah komunitas, terdapat jabatan seperti ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris, dan sebagainya. Dari semua jabatan yang ada, harus ada interaksi dan kedekatan yang terjalin antar jabatan agar kegiatan atau komunitas tersebut dapat bertahan dengan baik dan kokoh. Tak hanya para pemegang jabatan yang berinteraksi satu sama lain, namun seluruh anggota juga harus turut berinteraksi satu sama lain agar terjalin hubungan yang baik antar anggotanya.
Biasanya dalam berinteraksi antar anggota dalam sebuah komunitas memerlukan yang namanya pertemuan antarmuka untuk saling mengutarakan pendapat atau pun hanya sekedar berbincang antar sesama anggota komunitas. Katakanlah misalnya sebuah kelompok yang dibentuk oleh sekumpulan pelajar di sebuah sekolah, maka faktor yang sangat penting disini adalah pertemuan antar anggota saat di sekolah.
Komunitas di Dunia Maya
Di era sebelum adanya internet serta sosial media, antar anggota harus menggunakan telepon umum atau bahkan mengadakan pertemuan hanya untuk membicarakan suatu hal, namun di jaman sekarang sudah ada yang namanya sosial media. Seperti yang sudah saya bahas di postingan sebelumnya, sosial media bertujuan untuk menghubungkan antar penggunanya dari berbagai pelosok dunia yang terhubung ke internet. Sosial media memerlukan data diri dari penggunanya untuk kemudian dilihat oleh pengguna lain untuk dijadikan teman dalam dunia maya.
Karena sosial media mencakup seluruh aspek masyarakat, kemudian bermunculanlah pengguna-pengguna yang memiliki latar belakang, hobi, kepentingan, dll yang kemudian membentuk kelompok di dalam sosial media tersebut. Sebut saja seperti komunitas jual beli barang bekas di sosial media Facebook, yang bertujuan guna mempersatukan para pengguna yang berniat atau bertujuan untuk menjual atau membeli barang bekas yang ditawarkan tanpa harus bertemu secara langsung antar anggotanya. Karena sosial media lah, para pengguna dapat bertemu dan berkenalan dengan pengguna lain yang jauh dari lokasinya, mereka mengobrol menggunakan fitur chat yang disediakan oleh sosial media, bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing yang kemudian bisa memunculkan ide untuk membuat sebuah kelompok kecil guna mempersatukan orang-orang di lingkup pengguna tersebut.
Dalam komunitas dunia maya, anggotanya tak harus saling bertemu atau mengadakan rapat secara umum guna membicarakan suatu hal, mereka cukup berkomunikasi lewat sosial media meskipun mereka berbeda lokasi, sehingga komunikasi antar anggota tetap berjalan, namun karena adanya fitur chat inilah para anggotanya jadi kurang dekat antar sesama karena ada yang hampir tidak pernah bertemu satu sama lain. Hal lain yang perlu dilihat adalah perbedaan komunikasi antara di sosial media dengan di dunia nyata, terkadang orang yang aktif di grup sosial media belum tentu aktif di dunia nyata, bahkan ada beberapa anggota yang merasa dekat di sosial media, belum tentu akrab di dunia nyata.
Dalam komunitas dunia maya, anggotanya tak harus saling bertemu atau mengadakan rapat secara umum guna membicarakan suatu hal, mereka cukup berkomunikasi lewat sosial media meskipun mereka berbeda lokasi, sehingga komunikasi antar anggota tetap berjalan, namun karena adanya fitur chat inilah para anggotanya jadi kurang dekat antar sesama karena ada yang hampir tidak pernah bertemu satu sama lain. Hal lain yang perlu dilihat adalah perbedaan komunikasi antara di sosial media dengan di dunia nyata, terkadang orang yang aktif di grup sosial media belum tentu aktif di dunia nyata, bahkan ada beberapa anggota yang merasa dekat di sosial media, belum tentu akrab di dunia nyata.
Forum Internet
Di era modern ini, kita sudah mengenal yang namanya sosial media seperti Facebook, Twitter, LINE, Instagram, Path dan sebagainya. Namun sebelum sosmed populer di kalangan masyarakat, terdapat berbagai forum internet yang bertujuan sebagai tempat atau wadah yang bisa digunakan anggotanya untuk berdiskusi mengenai banyak hal. Dalam suatu forum, terdapat struktur yang bertugas untuk mengontrol jalannya proses diskusi di sebuah forum, sama seperti halnya di forum internet terdapat administrator serta moderator yang memantau jalannya proses diskusi. Contoh forum internet terbesar di Indonesia saat ini adalah Kaskus, sementara di tahun sebelum adanya Facebook, berkembang pula Friendster yang menjadi tren internet di Indonesia pada masanya.
Mungkin sekian dari saya mengenai Sosial Media dan Forum Internet. Semoga postingan saya kali ini bisa berguna dan dapat digunakan sebaik-baiknya.
Terima Kasih :)
#digitalcomm
Mungkin sekian dari saya mengenai Sosial Media dan Forum Internet. Semoga postingan saya kali ini bisa berguna dan dapat digunakan sebaik-baiknya.
Terima Kasih :)
#digitalcomm
Selasa, 27 September 2016
Welcome to Digital Communication
Teknologi dan Komunikasi
Di era modern saat ini, tentu sangat penting bagi kita untuk menyaring teknologi dan mempelajari apa itu teknologi. Seperti yang kita tahu bahwa semakin banyak pengguna handphone / smartphone di dunia ini, dengan berkembang dan pesatnya penjualan gawai ini, orang-orang sudah dapat berkomunikasi dengan sesama menggunakan cara yang mudah dan efisien,yaitu lewat telepon genggam ataupun lewat sosial media yang bisa diakses menggunakan handphone ataupun smartphone.
Definisi Komunikasi secara singkat
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal (Wikipedia).
Komunikasi Interpersonal menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen dalam buku mereka yang berjudul "Interpersonal Communication", adalah komunikasi antara 2 orang dan saling bertatap muka atau secara langsung. Pada dasarnya komunikasi interpersonal adalah cara manusia berkomunikasi dengan sesama untuk menyampaikan ide,gagasan,pikiran,ataupun untuk sekedar menuyuruh dan menyapa orang lain. Di jaman digitalisasi seperti sekarang hal tersebut bisa dilakukan melalui telepon ataupun sosial media.
Sejarah singkat ditemukannya telepon
Telepon pertama kali ditemukan pada tahun 1876 oleh Alexander Grahambell, saat itu masih harus menggunakan kabel untuk saling menyambungkan telepon yang satu dengan yang lain. Sampai pada tahun 1909, diperkirakan panjang kabel antar telepon yang tersambung mencapai 15.000.000 mil. Pada tahun 1920 penggunaan radio mulai populer untuk menyampaikan pesan, dan dari radio lah di temukan telepon tanpa kabel seperti Walkie-Talkie, telepon selular, hingga yang digunakan para tentara pada Perang Dunia I & II untuk berkomunikasi antar prajurit maupun dengan atasan. Dan pada tahun 1998 dikembangkan lah telepon selular digital yang mampu menelepon dengan jarak yang lebih luas daripada telepon selular maupun Walkie-Talkie.
Dimulainya era digitalisasi
Jika kita lihat kembali ke belakang dimana di tahun 90an, kita harus menyurat atau menelepon menggunakan telepon umum jika ingin berbicara atau menyampaikan pesan kepada teman atau keluarga kita yang jauh, itupun kita harus memastikan bahwa pesan kita tersampaikan kepada yang dituju, jika tidak makan pesan itu hangus di tengah jalan. Namun sekarang hal seperti itu sudah bisa dikatakan tidak ada lagi sejak adanya handphone di awal tahun 2000, sebelumnya di tahun 1980 sudah ditemukan sistem elektronik email namun di saat itu orang-orang masih bingung caranya.
Seiring berjalannya waktu saat Internet mulai booming di dunia pada awal tahun 2000, dimulai lah era sosial media, dari Friendster, Skype, sampai Facebook. Sosial media sendiri sebenarnya berfungsi untuk menghubungkan antar manusia menggunakan internet, dengan adanya sosial media kita menjadi meninggalkan kebiasaan kita yang harus menulis surat ataupun pergi ke wartel (warung telepon) untuk mengirim pesan, karena dengan adanya sosial media seperti Facebook kita dapat berinteraksi secara langsung dengan orang yang dimaksud menggunakan fitur obrolan yang disediakan.
Peningkatan jumlah pengguna Facebook dari bulan Oktober 2006 hingga Oktober 2007 merupakan peningkatan yang sangat drastis. Seiring berjalannya waktu semakin banyak sosial media baru yang muncul, mulai dari Twitter, Path, Instagram, LINE, BlackBerry Messenger, dll. Dengan bermunculannya sosial media di kalangan masyarakat, maka bisa dipastikan seluruh lapisan masyarakat modern terkena dampaknya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sudah bisa mengakses internet dan membuat akun sosial media. Hal tersebut bisa diartikan bahwa sebenarnya sosial media sendiri sudah semakin meluas jangkauannya.
Dengan adanya internet khususnya sosial media, kita tak perlu lagi susah payah mengirim pesan kepada seseorang menggunakan kantor pos, atau bagi saya sendiri yaitu sebagai mahasiswa, saya tak perlu lagi mencari dosen kesana-kemari, cukup dengan menelepon atau menghubungi dosen lewat sosial media untuk menanyakan keberadaan beliau. Dan juga jika ingin menyimpan file berupa dokumen, kita tak perlu lagi menyimpannya di suatu tempat entah itu lemari ataupun selipan buku, karena hal tersebut rawan dengan kerusakan atau hilang, sekarang menyimpan file atau dokumen bisa lewat flashdisk atau SD Card.
Sedikit pesan dari saya, di jaman sekarang kita memang diharuskan berbaur dengan teknologi dan dunia digitalisasi agar dapat membantu aktifitas sehari-hari, namun suatu hal atau perubahan pasti ada hal positif maupun negatif, untuk itu kita sendirilah yang harus membentengi iman dan pikiran agar tak terpengaruh konten negatif dalam dunia internet, dan yang terpenting jangan sampai kita terlalu bergantung kepada dunia teknologi dalam melakukan suatu. Karena sekali saja anda masuk ke pergaulan yang salah, akan sulit untuk kembali ke jalan yang benar.
Sekian informasi dari saya selaku seorang mahasiswa yang baik dan tidak sombong ~
Sumber :
E-book "Digital Communication", oleh Ananda Mitra.PhD
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_interpersonal
#digicomm
Langganan:
Postingan (Atom)